SMAN 12 Jakarta






SMA Negeri 12 Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Akar pendidikan Nasional terletak pada kebudayaan bangsa serta berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta menyelenggarakan satu sistem pengajaran Nasional yang diatur Undang-undang, diterbitkanlah Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional.

Fungsi Pendidikan
Pendidikan Nasional sendiri berfungsi untuk mengembangkan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Dan setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan tamatan pendidikan dasar (Pasal 3,5 dan 6 Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Dalam sistem pendidikan Nasional, dilaksanakan menjadi dua jalur. Yaitu, jalur sekolah dan jalur luar sekolah. Untuk jalur di luar sekolah, pendidikan dilaksanakan melalui keluarga, sebab keluarga merupakan sumber yang bisa memberikan keyakinan agama, nilai budaya, moral dan keterampilan.

Sedangkan pendidikan menengah terdiri dari dari pendidikan menengah umum, pendidikan mengenha kejuruan, dan pendidikan menengah luar biasa. Pendidikan menengah umum, merupakan pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa. Sekolah Menengah Atas (SMA), merupakan satuan jalur pendidikan yang menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, dan kurikulum SMA di susun untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa yang disesuaikan dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan Nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kesenian.

Sejarah SMA Negeri 12 jakarta
Pendirian SMA (Sekolah Menengah Atas) Negeri 12 jakarta, tidak terlepas dari prakarsa masyarakat yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Nasional. Sebelumnya, nama sekolah, SMA Persiapan Negara yang berlokasi di Cipinang, Jakarta Selatan. Saat itu, tempat untuk mengadakan kegiatan belajar-mengajar adalah Aula Balai Desa dan Gudang Pertanian. Setelah memperoleh lahan, dibangunlah lokal semi permanen yang terdiri dari 4 ruangan. Jumlah siswa yang bersekolah waktu itu, 72 orang. Akhirnya, berdasarkan SK Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan nomor : 86/S.K/B III tanggal 21 September 1964, pada tanggal 1 Agustus 1964 diresmikanlah SMAN 12 Jakarta.

Seiring bertambahnya siswa yang belajar di sekolah itu, tahun 1965 - 1966 gedung SMAN 12 Jakarta, mulai dibangun secara permanen. Pada 1991, gedung sekolah mengalami renovasi total. Sekolah ini dibangun menjadi 3 lantai. Selama pengerjaan pembangunan sekolah, siswa-siswanya menggunakan gedung SMP Negeri 255 sebagai tempat belajar. Pada 1992/1993, gedung sekolah bisa digunakan kembali dan peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur DKI (Daerah Khusus Ibu Kota) Jakarta, Wiyogo Atmodarminto. Tahun ajaran 1999 - 2000 sekolah mendapat tambahan kelas, sehingga para siswa semuanya bisa masuk pagi.

Tentu saja dengan bertambahnya kelas, berpengaruh juga dengan manajemen sekolah. Menurut Kepsek SMAN 12 Jakarta, Drs. H. Muhammad Takdir, MM, , untuk mengelola sebuah sekolah, para pendidik mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang standar pendidikan Nasional, bahwa di dalam manajemen sekolah, disamping ada kepala sekolah, yang merupakan kepala satuan pendidikan, minimal harus ada tiga wakil, dan komite sekolah.

"Untuk memanage sekolah ini, kami mempunyai rencana strategis (Renstra). Berdasarkan program yang kita buat. Ada program jangka pendek, ada juga jangka panjang, jangka menengah. Renstra ini kita lihat secara analisa swot, apa yang menjadi kekuatan sekolah ini kedepannya dan target mencapai visi dan misi tersebut harus bagaimana, serta apa yang menjadi peluang agar kita bisa meraih yang lebih baik, dan apa sih yang menjadi kekuatan dan kelemahan kita. Kebijakan-kebijakan yang kita ambil, tentu kebijakan yang disepakati bersama dalam rapat kerja. Jadi ada pembagian tugas yang jelas, transparan. Kami menamakan rapat kerja itu reformasi school reform, jadi kita mengadakan perubahan pada beberapa hal, untuk mengarah ke peningkatan SDM yang ada. Jujur saja, di dalam pengelolaan ini, yang menjadi ujung tombak kita adalah para guru. Karena gurulah yang langsung berhadapan dengan murid. Gurulah yang tahu benar bagaimana potensi anak itu bisa berkembang," ujar Drs. H. Muhammad Takdir.

Mutu dan keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar, dari tahun ke tahun mengalami pasang surut. Berkat usaha guru, bersama pimpinan sekolah dan dibantu oleh karyawan SMAN 12, sekolah ini tercatat sebagai sekolah unggulan di Jakarta Timur pada tahun ajaran 2003/2004. Saat ini, SMAN 12 termasuk sekolah unggulan di Provinsi DKI Jakarta.

Di samping guru, peran kepala sekolah juga penting, sebab, selain sebagai motivator, ia juga merupakan penentu berkembang atau tidaknya sekolah yang dipimpinnya. Nama-nama kepala sekolah yang telah memajukan hingga SMAN 12 bisa seperti sekarang, yaitu : Drs. Sri Suharno ( 1964 - 1965), Drs. Yoelius Yoesoef ( 1965 - 1975), Drs. Djoko waliadi ( 1975 - 1980 ), Drs. H.A. Madjid Hasan ( 1980 - 1985 ), Z. Wijasti Trihadi ( 1985 - 1990 ), Drs. Giat Suwarno ( 1990 - 1992 ), Drs. Moh. Ali Nuh ( 1992 - 1994 ), Drs. H. Battimus ( 1994 - 1996 ), Drs. Wasis Ekyono ( 1996 - 2001 ), Drs. H. Tamsis Abu Mahasin, MM ( 2001 - 2004), Drs. H. Muhammad Takdir, MM ( 2004 - sekarang ).

Visi, Misi dan Tujuan
Berkaitan dengan fungsi pendidikan di atas, visi SMA Negeri 12 Jakarta adalah, membentuk insan unggul yang religius, pintar, berakhlak luhur, tinggi prestasi akademis, dan aktif mengabdi. Sedangkan misi yang diemban sekolah ini adalah, mengembangkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mendorong terciptanya proses pembelajaran yang melahirkan insan pembelajar yang pintar, mengembangkan akhlak karimah ( budi pekerti luhur), dan mengembangkan pribadi yang matang, aktif mengabdi kepada Tuhan, Negara, dan sesama.

Dengan adanya visi dan misi tersebut, SMAN 12 Jakarta memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik, serta guru dalam proses belajar dan mengajar. Tujan tersebut antara lain; melahirkan lulusan yang memiliki daya saing yang tinggi, yang siap memasuki dunia kerja serta perguruan tinggi. Menggali, mengembangkan, serta menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan keagamaan yang berguna bagi kemanusiaan dan masyarakat. Mengembangkan potensi dan bakat siswa melalui kegiatan intra dan ekstra kurikulum agar dapat mengembangkan diri dalam mencapai cita-cita peserta didik kelak. Melakukan berbagai kegiatan inovatif untuk menunjang kegiatan akademis, merespon perubahan dan dinamika dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses belajar dan mutu hasil belajar pada pendidikan menengah.

Berkaitan dengan proses belajar dan mengajar, menurut Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 12 jakarta, para pengajar diingatkan kepada tugas sebagai seorang pendidik, kemudian para pendidik dihadapkan pada satu paradigma baru, bahwa dengan era globalisasi ini, para guru dihadapkan bagaimana cara melaksanakan proses pembelajaran yang mengarah pada peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas.

"Dengan demikian, perlu ada strategi pembelajaran yang mampu merangsang kompetensi anak untuk bisa berkembang. Salah satunya, dengan sistem pembelajaran yang membuat proses belajar itu menyenangkan, mencerdaskan, merasa nyaman, dan menyejukkan. Dengan sistem seperti itu, maka cara pembelajaran di sekolah mau tidak mau harus menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, seperti yang sudah saya sebutkan tadi. Untuk mendukung itu semua, di sekolah ini sarana belajar menjadi amat penting. Seperti pengadaan OHP ( Over Head Proyector) di setiap kelas. Sehingga, proses pembelajaran lebih efektif dan efisien. Selain itu, suasana belajar yang nyaman sangat diperlukan, agar kondisi belajar menjadi tidak jenuh, dan capek. Maka dari itu, sekolah ini juga menyediakan AC ( Air Condition). Juga disediakan jaringan internet. Di sini, tersedia satu ruangan yang disebut multi media. Dengan begitu, anak-anak bisa mengakses tiap pelajaran melalui sarana itu. Itulah proses pembelajaran yang ada di sekolah ini," tutur Kepsek SMAN 12 jakarta, Drs. H.Muhammad Takdir, MM.

Sarana dan Prasarana
Tanpa sarana dan prasarana, sebuah lembaga pendidikan belumlah layak disebut sebagai tempat untuk menimba ilmu. Dengan luas tanah lebih kurang 3053 meter persegi, luas bangunan 2078 meter persegi, luas lapangan olahraga 420 meter persegi, tempat parkir depan dan belakang 427 meter persegi, dan taman 96 meter persegi, sekolah yang terletak di Jalan Pertanian Klender, Jakarta Timur ini masih membutuhkan lahan lagi untuk digunakan sebagai ruang kelas dan laboratorium. Di belakang sekolah terdapat lahan tidur milik pemerintah. Pihak sekolah dan komite, berharap lahan itu bisa digunakan untuk penambahan kelas di sekolah mereka.

Selain ruangan kelas, sarana dan prasarana yang tersedia juga terdapat, ruang teori 18 lokal. Yang dibagi menjadi : laboratorium ( lab) kimia 1 lokal, lab biologi 1 lokal, lab fisika 1 lokal, ruang audio visual 1 lokal, ruang komputer 1 lokal, koperasi siswa/guru/karyawan 1 lokal, ruang perpustakaan 1 lokal, ruang guru 1 lokal, ruang kepala sekolah 1 lokal, ruang tatausaha 1 lokal, ruang BP (Bimbingan dan Penyuluhan)/BK (Bimbingan dan Konseling) 1 lokal, Musholla 1 lokal, WC siswa dan guru 12 lokal, kantin 7 bagian, gudang 1 lokal, ruang OSIS 1 lokal, ruang UKS 1 lokal.

SMAN 12 yang disebut sebagai sekolah unggulan di Jakarta Timur, tentu tidak terlepas dari prestasi yang berhasil diraih para muridnya. Beberapa lomba yang pernah dimenangkan oleh murid-murid sekolah ini adalah : 2003/2004 menjadi juara pertama, ke dua dan ke tiga kejuaraan Atletik Tingkat Kota Madya. 2004/2005 juara pertama Lomba Fisika tingkat Kota Madya, juara pertama Lomba Bahasa Indonesia Tingkat Kota Madya, juara pertama Lomba Kompetisi siswa Fisika Tingkat Jakarta Timur, Juara Pertama Lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat Jakarta Timur, juara Pertama Lomba KIR IPS Tingkat IPS, dan banyak lagi.

Dengan target lulus 100 %, kondisi siswa dalam tiga tahun terakhir, sebagai berikut : pada 2002/2003 penerimaan NEM masuk 6.45 dan ke luar 6.97, siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri 72 %. 2003/2004 NEM yang masuk meningkat menjadi 7.14 dan ke luar 6,97, tahun ini pula, siswa yang masuk perguruan tinggi negeri 72%. Pada tahun 2004/2005, NEM yang diterima 8.72, ke luar 8,22 dan lulusan yang masuk perguruan tinggi juga meningkat menjadi 74 %.

Jumlah guru yang mengajar di SMAN 12 : Pegawai negeri sipil (PNS) 39 orang, DPK 1 orang, PTT 6 orang, GTT (Guru Tidak tetap) 10 orang. Sedangkan jumlah karyawan Tata Usaha, PNS 11 orang, honor TU 2 orang, honor 6 orang, dan satpam 1 orang. Jumlah murid kelas III IPA laki-laki 48 orang, perempuan 70 orang, kelas III IPS laki-laki 41 orang, perempuan 80 orang, kelas XI-IA perempuan 96 orang, laki-laki 64 orang, kelas XI-IS laki-laki 35 orang, perempuan 45 orang, dan kelas X laki-laki 97 orang, perempuan 235 orang. Jumlah keseluruhan siswa 711 orang.

Untuk lebih lengkapnya, bisa dilihat melalui struktur organisasi yang terdiri sebagai berikut : Kepala Sekolah Drs. H. M. Takdir, MM, Komite Sekolah Dr. Sumardi, Msc, Tata Usaha Prayitno, Wakil Kesiswaan Dra. Tatiek Purwati, staf Dra. Afrida, Mulyanto Spd, Wakil Kurikulum Drs. Miftah Zaenuri Msi, staff Dra. Henny L, Dra Neneng Y. Wakil Sarana/Prasarana/Humas Drs Taufik, staff Dra. Sudarmi, Hj. Rini Spd. Tim ahli Moh. Yahya. Spd, Foy Aryo. Spd , Ninig I. Spd, guru dan siswa.

Dengan keadaan demikian, para pengelola SMAN 12 memiliki target menjadikan sekolah mereka sebagai sekolah yang unggul tidak hanya kualitas SDMnya saja, tapi juga produknya. Artinya, output (keluarnya) unggul.

"Setelah tamat sebagai siswa, sebagai alumni, mereka bisa berkiprah di luar menjadi sosok yang juga unggul. Contohnya, seperti Yohanes Surya, dia sekarang menjadi wakil olimpiade sedunia untuk fisika. Kemudian, Ibu Silviani Kepala Dikdas, ia juga alumni SMAN 12, dan masih banyak lagi alumni-alumni kita yang menunjukkan kualitasnya. Tidak hanya membina SDM yang unggul di dalam, seperti guru-gurunya, ke luarnya dia juga unggul," tambah Kepala Sekolah SMAN 12, Drs. H. Muhammad Takdir, MM.

Program Pengajaran KBK
Program pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi , yaitu kurikulum 2004, wajib diikuti oleh kelas X dan XI. Program ini sudah dimulai awal tahun ajaran 2003/2004. KBK dilaksanakan untuk mengikuti tuntutan perkembangan pendidikan berbasis kompetensi yang pada akhirnya dapat meningkatkan life skill bagi para siswa. KBK juga meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan minat siswa sebagai dasar memilih program, khususnya di kelas XI dan X. Adapun program itu mencakup mata pelajaran sebagai berikut : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama, Bahasa dan sastra Indonesia, Sejarah Nasional dan Sejarah Umum, Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, Bahasa Jepang (Wajib untuk kelas X), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Olah Raga), Matematika, Pendidikan Seni Musik, dan Pendidikan Seni Rupa.

Tujuan memberlakukan KBK adalah : untuk mempersiapkan siswa melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi yang profesional sehingga mampu mempersiapkan siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung, juga untuk bisa bekerja kelak jika terjun di masyarakat.

KBK tentu saja berkaitan dengan sistem pengajaran yang ada di SMAN 12 Jakarta. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara klasikal, di mana sekelompok siswa dengan kemampuan yang hampir sama, usia yang juga sama, menerima mata pelajaran tertentu dari seorang guru dengan cara berdiskusi.

Kegiatan belajar mengajar bertujuan mengembangkan kemampuan fisik dan psikis serta kemampuan penyesuaian sosial siswa secara utuh dan mampu mengembangkan kemandirian, sikap bertanggungjawab dalam belajar, mengemukakan pendapat, berpikir secara teratur, kritis, disiplin, dan berani dalam mengambil keputusan. Untuk itu tentu saja dibutuhkan sarana penunjang, seperti perpustakaan, alat peraga, lingkungan alam, sosial, budaya, dan nara sumber.

Sistem pembelajaran juga menggunakan metode remidial. Metode ini bertujuan membantu siswa agar bisa mencapai tingkat penguasaan materi pelajaran yang sudah ditetapkan. Di samping metode remidial, juga ada kegiatan pengayaan (pendalaman materi) yang bertujuan agar target UAN, UAS, dan SPMB bisa terpenuhi. Pelaksanaan kegiatan remidial, pengayaan/pendalaman materi, dilaksanakan pada hari Sabtu atau sepulang sekolah.

Electric Library
Media internet juga menjadi pilihan penting dalam menjalankan proses belajar mengajar. Menurut Kepsek SMAN 12 Drs. H. Muhammad Takdir, MM, sekolah yang dikelolanya, saat ini tengah menjalankan beberapa program unggulan. Program itu antara lain, sistem informasi sekolah SMA 12 (SIS SMAN 12). SIS ini sudah terbuka melalui jalur internet.

"Jadi, bila berhubungan dengan orangtua murid, bisa diakses lewat internet. Kami juga menjalin kerjasama dengan Telkom yang berkaitan dengan fasilitas SMS. Bila seseorang ingin tahu data-data murid, tinggal kirim pertanyaan lewat SMS. Begitu juga dengan buku-buku sekolah, sekarang kami menggiring siswa lewat electric library. Dengan menyediakan sarana komputer, siswa sudah bisa mengakses semua buku-buku yang diperlukan murid, tanpa harus lagi melihat yang tersaji, tapi bisa dilihat di website yang ada. Progam lainnya adalah budaya lingkungan. Kami, beberapa waktu lalu terpilih sebagai Sekolah Berbudaya Lingkungan Tingkat DKI Jakarta yang mewakili DKI dalam lomba sekolah berbudaya lingkungan ke Tingkat Nasional. Contoh berbudaya lingkungan sebabagi berikut, penghijauan, kebersihan, dan memanfaatkan bahan-bahan yang tidak terpakai. Budaya lingkungan di sini juga termasuk, budaya lingkungan pendidikan yang mencakup, sikap, cara belajar, dan bagaimana dia bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar. Contohnya, memberikan bantuan paket sembako, menghormati guru, lingkungan, teman-teman, setiap pagi memberi salam pada guru-guru yang sudah menyambut mereka, " papar Kepsek SMAN 12.

Jadi, menurut Drs. H. Muhammad Takdir, MM kembali, budaya lingkungan itu, tidak semata bagaimana sekolah asri, sampah diminimalkan, lingkungan tertata apik, tapi budaya bagaimana mereka bersikap terhadap lingkungan, dan orang yang lebih tua.

Ditambahkan oleh Mohammad Takdir lagi, dalam dunia pendidikan, orangtua, sekolah, guru, adalah dua sisi mata uang. Uang itu baru berlaku kalau sisinya ada. Seorang murid akan diakui bila dia mendapatkan pendidikan yang baik. Baik itu di sekolah, maupun di rumah.

Hubungan dengan Komite Sekolah
Menurut Kepsek SMAN 12 Drs.H. Mohammad Takdir, MM, hubungan sekolah dengan komite sekolah sama selama ini terjalin erat dan tak bisa dipisahkan. Komite dan sekolah saling mengisi. Itu sebabnya, kebijakan pemerintah untuk mengadakan komite, adalah kebijakan yang bijak. Karena komite mewakili orangtua murid untuk mengikuti perkembangan anak-anaknya yang bersekolah di SMAN 12 Jakarta.

"Komite sekaligus menjadi partner bagi sekolah , tujuannya agar out put-nya siswa berhasil sukses. Semua orang tua murid tentu menginginkan anaknya menjadi orang yang berhasil setelah lulus dari sekolah ini. Entah dia berhasil di terima di perguruan tinggi negeri, entah dia berhasil mencapai cita-citanya, seperti menjadi ABRI, atau yang lainnya. Bentuk kerjasama orangtua murid dengan guru, dan komite sekolah, kami melibatkan mereka dalam rapat kerja. Keinginan orangtua murid terhadap anak-anak mereka, kita tampung dalam bentuk kerja. Kita bisa mewujudkan itu apabila ada sarana, SDM yang memadai. Dan semuanya tidak bisa lepas dari dana. Untuk mencapai kualitas yang diinginkan orangtua murid, sekolah menginginkan sarana pembelajaran harus tersedia. Suasana nyaman di kelas harus dirasakan. Dukungan untuk pengadaan internet harus ada. Pelatihan bagi guru-guru dalam bentuk penataran dan seminar musti terselenggara. Itu semuanya memerlukan dana. Nah, dengan keadaan yang demikian, siap tidak orangtua mendukung," jelas Kepsek SMAN 12.

Kemudian bagaimana dengan orangtua murid yang tidak mampu? Solusinya diadakan kerjasama dengan orangtua yang mampu. Bagi murid yang tidak mampu, sekolah memberikan fasilitasi, mereka akan memperoleh subsidi silang dan mencarikan donatur.

"Komitmen kami, tidak ada alasan seorang siswa dikeluarkan dari sekolah karena tidak mampu membayar uang sekolah. Guru-guru di sini sangat peduli dengan keadaan seperti itu. Sehingga banyak dari mereka menjadi orangtua asuh. Walaupun mereka sendiri ekonominya masih sangat terbatas. Harapan saya pada orangtua murid, jangan melimpahkan persoalan anak didik itu seratus persen pada sekolah. Orangtua juga harus ambil peran," tambahnya.

Agar peran komite sekolah dan pihak sekolah balance, menurut Mohammad Takdir, MM, kembali, ada tiga gaya komite dalam kerjasama dengan sekolah, ada gaya ikut campur langsung terhadap kebijakan-kebijakan sekolah dan cenderung intervensi terhadap semua kebijakan-kebijakan sekolah, bahkan termasuk termasuk intervensi di dalam penentuan kesejahteran guru, dan penentuan di dalam memfasilitasi sarana pendidikan. Gaya yang ke dua, komite pasrah. Gaya yang hanya mengiyakan apa yang dibuat oleh Kepala Sekolah, mereka hanya semacam pendukung fanatiknya saja. Jadi tidak seperti kaki tangan Kepala Sekolah, tanpa melihat kepentingan orangtua yang mereka wakili. Gaya yang ketiga, adalah gaya diharapkan sekolah. Komite itu adalah partner di dalam mewujudkan sekolah yang berhasil. Jadi, komite sebagai rekanan dan kawan. Tidak ada komite di atasnya sekolah, atau sekolah di atasnya komite.

"Sebagai partner, komite dan sekolah saling mengisi. Komite juga memiliki target, anaknya nanti akan seperti apa. Jadi, sekolah tidak menjatuhkan komite dan komite tidak menjatuhkan sekolah. Tapi saling mengisi kekurangan masing-masing. Di SMAN 12, tentulah saya pilih yang ke tiga. Gaya sebagai partner. Kami bersyukur dengan komite yang ada, kinerja kami enak, sangat komunikatif dan kondusif, di dalam kami melakukan kerjasama," ujar Kepsek SMAN 12 Jakarta.

Sekolah dan komite saling bahu-membahu. Apa saja yang dilakukan oleh komite, patut diketahui oleh Kepsek. Begitu juga dengan SMAN 12 Jakarta. Menurut ketua komite SMAN 12, Dr. Sumardi, Msc, saat ini fokus komite di SMAN 12 adalah usaha peningkatan mutu. Yang menjadi persoalan, walaupun tugas dan fungsi komite sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur, kadang-kadang yang diperlukan justru kearifan untuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi (sikon).

"Tiap sekolah memiliki situasi dan kondisi yang berbeda-beda dan khas. Misalnya begini, salah satu persoalan yang dihadapi SMAN 12 adalah sarana. Sekolah ini, lahannya hanya 3000 meter. Padahal, untuk tingkat SLTA, minimal harus memiliki lahan 5000 meter. Sedangkan peluang untuk memiliki lahan masih ada kemungkinan, sebab sekolah kami dikelilingi oleh lahan yang sebenarnya lahan setengah tidur. Lahan itu milik Departemen Pertanian. Jika kami bisa diberi hibah 2000 meter saja, kami bisa berbuat lebih banyak. Namun, kami tidak menggunakan kelemahan kekurangan sarana itu sebagai apologi, sebagai alat untuk memaafkan diri kalau kami kurang berprestasi. Meski dengan lahan yang terbatas, kami juga bisa lebih maju, jadi kami juga bisa berpikir ke atas. Karena biaya dari pemerintah terbatas, kami terpaksa berorientasi pada masyarakat. Khususnya orangtua siswa," jelas Dr. Sumardi, Msc.

Namun, kesulitan yang dihadapi SMAN 12 adalah, tidak semua orangtua mempunyai potensi ekonomi yang bagus. Rata-rata, 30 persen tiap tahun harus dibantu. Menurut komite, itu adalah sebuah dikhotomi.

"Di pihak lain kami memerlukan uang yang besar untuk mempercepat peningkatan mutu, di pihak yang satunya lagi, kami harus membantu yang tidak mampu. Solusinya, kami memberlakukan subsidi silang. Kami memohon bantuan juga pada murid-murid, siapa yang memiliki kemampuan ekonomi lebih untuk bisa membantu yang tidak mampu. Orientasi ke luar, kami minta dari para donatur. Andalan kami adalah alumni-alumni. Kami juga pernah menerima sumbangan BOMM, dan BOS. Tapi sumbangan itu tidak kami jadikan andalan. Jadi kami memang harus arif mencari peluang-peluang. Komite dan Pimpinan sekolah juga membuat program-program, sampai mencapai titik kesepakatan. Sehingga pengelolaan manajemen sekolah bersifat terbuka. Saat ini, sinergi antara sekolah dan komite makin erat," tambahnya.

Osis SMAN 12 Jakarta
Sama seperti kegiatan Osis di sekolah lainnya, Osis SMAN 12 Jakarta juga memiliki kegiatan yang cukup padat. Pada bulan ramadhan lalu, selain membagi-bagikan paket ramadhan kepada orang yang tidak mampu, mereka juga mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah atau pihak luar. Lomba-lomba yang mereka ikuti itu antara lain, lomba Modern Dance "Nasa Com" tingkat DKI yang berhasil menyabet juara satu. Lomba olahraga basket tingkat Jakarta Timur, menggondol juara harapan I, lomba drama Bahasa Indonesia tingkat DKI meraih juara I, dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.

Tentu saja, dalam mengadakan berbagai kegiatan, Osis SMAN 12 memerlukan dana yang tidak sedikit. Biasanya, pengumpulan dana dilakukan melalui komite sekolah dan bantuan dari sekolah sendiri. Yang pasti, tiap anggaran yang akan mereka ajukan, selalu disertai dengan proposal lengkap serta rincian anggaran yang akan mereka perlukan

"Tiap mengadakan kegiatan, tentu saja harus diketahui oleh Kepala Sekolah. Dan kegiatan itu, sudah kami rancang jauh-jauh hari sebelumnya. Kami juga mengikuti lomba kesenian, berupa seni drama dan band. Selain itu, kami juga mengadakan penyuluhan narkoba, dan bahaya akibat pemakaian narkoba. Dana yang kami peroleh untuk melakukan beragam kegiatan, di dapatkan dari sekolah dan komite," jelas Andreas, ketua OSIS SMAN 12 Jakarta.

Selain ikut lomba-lomba kesenian, siswa SMAN 12 Jakarta juga mengikuti berbagai lomba yang sifatnya sains. Salah seorang murid sekolah ini, berhasil memperoleh medali emas dan The Best of Experimen untuk bidang studi Astronomi di ajang Olimpiade Sains Nasional ke-4 2005 lalu. Nama siswa yang telah mengharumkan sekolah itu, Stefani Herlie. Untuk prestasinya itu, ia memperoleh beasiswa yang berupa beasiswa dari sekolah. Gadis remaja ini, dibebaskan membayar uang sekolah hingga ia lulus kelak.

"Saya nggak menyangka bisa memperoleh emas. Tapi saya senang, dan berusaha memberikan yang lebih baik lagi untuk sekolah, bangsa dan negara. Saya juga berharap, setelah kemenangan ini, pemerintah memperhatikan kami-kami yang menang lomba. Misalnya, pendidikan kami selanjutnya dan perhatian untuk ilmu yang sudah memberi saya medali emas," harap Stefani.



Source: Untitled Document www.dikmenum.go.id/isi%2012%20jakarta.htm